SIDOARJO : Sebanyak 14 tim putra dan 14 tim putri dari Jakarta, Jabar, DIY, Jateng, Jatim dan Sulawesi Barat (Sulbar) pada Rabu 11 Juni 2025 berkompetisi di sebuah turnamen bola voli tingkat nasional “Jenggolo Electric Cup 2025 di GOR Jenggolo Sidoarjo”.
Kejuaraan bola voli remaja tingkat yang di gelar oleh PBV Jenggolo Electric Sidoarjo dalam merayakan HUT ke 10 klub milik Muhammad Roni ini mendapat apresiasi dari legenda voli Indonesia Pascal Wilmar dan Mohammad Ansori.
Muhammad Ansori misalnya, Pelatih yang sukses bersama klub-klub besar di tanah air baik yang berkompetisi di livoli divisi utama maupun Proliga seperti, Surabaya Bank Jatim, Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, Popsivo Polwan, Jakarta Pertamina rela turun gunung sambil memantau dan mencari pemain berbakat untuk di bina.
“Saya sebagai pelatih harus mengacungi jempol kepada para pembina seperti mas Roni (Muhammad Roni) pemilik klub PBV Jenggolo Electric ini. Sebab mereka mampu menghidupkan kompetisi kelompok remaja kelas nasional. Dan ini tidak mudah. Tapi Roni mampu melakukan ini, ” Ujar Anshori kepada awak media di sela-sela mendampingi timnya PPOP Jakarta.
Selain itu, pelatih yang agak sedikit pendiam tapi sangat kharismatik ini sangat mengapresiasi kejuaraan yang di prakarsai oleh PBV Jenggolo Electric Sidoarjo ini. Dan ini sangat tepat untuk pembinaan.
” Ya ini sangat cocok untuk menambah jam terbang para pemain binaan klub klub yang ada di tanah air. Karena dengan seringnya mengikuti kompetisi, mental dan ketrampilan pemain akan terasah dan semakin berkembang,” pungkas Ansori.
Tidak jauh beda dengan Ansori, Pascal Wilmar salah satu legenda voli Indonesia ini juga sangat mengapresiasi kompetisi remaja tingkat nasional ini.
” Dan ini sangat baik sekali untuk pembinaan. Apalagi saat ini kompetisi bola voli di Indonesia sangat padat,” ujar Pascal Wilmar.
Lebih lanjut Pascal Wilmar yang pernah bermain di kompetisi bolavoli Proliga nya Malaysia tahun 2004 ini mengakui bahwa ternyata di daerah-daerah sangat banyak bibit-bibit atlet yang potensial.
Dan ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk di tindaklanjuti. Paling tidak kita sudah punya bank data pemain di beberapa kelompok umur.
“Dengan banyaknya pemain seperti di kompetisi ini kita tidak akan kehabisa stok pemain untuk timnas jika ada perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat,”terang Legenda voli Indonesia ini.
Sementara itu pembina klub Mamasa Volyball Club (lIndoras Jose Mamasa Sulawesi Barat Eko Hadi mengatakan, ia datang langsung dari Mamasa Sulawesi Barat hanya untuk menimba Ilmu di pulau Jawa.
” Saya bersama tim MVC Indoras Jose selain cari pengalaman juga menguji tim binaannya sebelum mengikuti kompetisi resmi,” ujar mantan pemain klub legenda voli Nanggala Surabaya ini.
Eko berharap dari hasil kejuaraan ini bisa menambah ketebalan mental tanding anak asuhnya. (***)