SURABAYA: Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (KODRAT) Jawa Timur bakal menerjunkan skuat terbaik dalam dua even nasional, yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri di Kudus, 12-16 Oktober 2025 dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) di Solo, 19-27 September 2025.
Ketua Harian Kodrat Jatim, Erwin H. Poedjono mengatakan, total ada 47 atlet tarung derajat yang mengikuti TC sejak Agustus lalu. Terdiri dari 23 atlet tarung derajat proyeksi POMNAS dan 24 atlet yang dipersiapkan untuk PON Beladiri. Untuk atlet kelas tarung kita gelar TC di Surabaya dan kelas seni TC di Malang.
“Kita siapkan dua tim berbeda, karena jarak waktu berdekatan antara POMNAS dengan PON Bela Diri. Kalau kita paksakan atlet POMNAS langsung main di PON Bela Diri, cukup beresiko karena recovery yang pendek dan bisa terjadi cedera, ” ujarnya saat melihat langsung jalannya TC di Lapangan KONI Jatim, Jumat 12 September 2025.
Dari hasil TC POMNAS, Erwin yang datang bersama anggota Komisi E DPRD Jatim, Cahyo Harjo Prakoso mengatakan, Jatim menerjunkan 19 atlet. Terdiri dari 13 atlet kelas tarung dan 6 atlet kelas seni. Ada empat atlet kelas seni yang tereliminasi dari TC karena penerapan sistem promosi dan degradasi (promdeg).

Sementara untuk tim PON Beladiri, Kodrat Jatim masih belum memastikan siapa yang akan dikirim. Namun melihat semangat atlet selama menjalani TC, Erwin memastikan Jatim akan tampil full kelas, baik kelas tarung maupun kelas seni.
“Tahun ini tidak ada Kejurnas, kita anggap POMNAS dan PON Beladiri ini adalah Kejurnas. Jadi kita siapkan tim terbaik, atlet harus tampil maksimal, hasil dari POMNAS dan PON Bela Diri bisa menjadi tolak ukur, mereka bisa masuk Pulstada untuk PON 2026 atau tidak, ” tandas pria yang menjabat Dirut PT Dharma Lautan Utama (DLU).
Terkait adanya kabar tim PON Bela Diri Jatim dibatasi kuota lantaran anggaran tidak turun imbas diberlakukannya Permenpora No 14 Tahun 2024, Erwin tidak mau berkomentar banyak. Diketahui, konflik Permenpora No 14 Tahun 2024 mencuat setelah peran KONI akan diambi lalih Dispora.
“Kami ini membina atlet, soal regulasi silahkan dibicarakan oleh pembuat kebijakan. Yang penting jangan sampai atlet jadi korban, mereka sudah berlatih keras selama TC. Jauh dari keluarga dan berkorban lainnya. Jangan dihalangi semangat mereka mengejar prestasi, ” pintanya. (tom)