SIDOARJO: Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo, Yudhi Iryanto, akhirnya angkat bicara terkait kisruh Kongres Luar Biasa (KLB) Askab PSSI Sidoarjo.
Orang nomor satu yang mengurusi bidang olahraga dan pariwista di Sidoarjo mengatakan, jika pihak Disporpar Sidoarjo, pernah menerima surat mosi tidak percaya yang dikirim belasan klub/SSB anggota Askab PSSI Sidoarjo.
“Selaku Disporapar, kami mendapat tembusan surat atau mosi tidak percaya kepada panitia pemilihan dan komite Banding Askab PSSI. Tentu ini harusnya ditanggapi sebagai bentuk transparansi dan sportifitas dalam penegakan disiplin organisasi,” ujarnya.
Ditegaskan Yudhi, KONI selaku pembina Cabor diharapkan untuk segera dapat menyelesaikan problem internal Cabor di bawah binaannya. “Saya yakin ini semua untuk kebaikan bersama dan bentuk profesional dalam tata kelola organisasi olahraga, ” ucapnya.
BACA: Kisruh Jelang KLB PSSI Sidoarjo, Plt Amir Burhannudin Lepas Tangan!
Terkait proses dan hasil KLB PSSI Sidoarjo yang disinyalir dipaksakan dan melanggar aturan, Yudhi tidak berkomentar banyak. Namun berharap kisruh ini tidak berdampak pada pembinaan atlet sepakbola, termasuk persiapan tim sepakbola Sidoarjo menuju PORPROV 2025.
“Tentu mekanisme (KLB) harus tetap pada aturan yang berlaku. Saya kasihan akan berdampak pada atlet dan pembinaan yang berkelanjutan, apalagi anggaran pembinaan olahraga dari Pemda ke KONI harus benar-benar mempertanggungjawabkan secara baik dan benar,” ingatnya.
Selain akan berkordinasi dengan KONI Sidoarjo, Yudhi juga berharap pada Asprov PSSI Jatim ikut menyelesaikan kekisruhan KLB PSSI Sidoarjo sebagai anggotanya. Hingga saat ini, Asporov PSSI Jatim juga belum mengesahkan sekaligus melantik pengurus PSSI Sidoajo hasil KLB.
“Kami tidak ingin ada preseden buruk terhadap pengelola anggaran olahraga, ingat ini dana APBD. Untuk itu, agar penyelesaian ini segera dapat diselesaikan melalui jalur yang sudah ditentukan. Kan ada Asprov PSSI Jatim juga sebagai wasit yang mengawasi dan melihat proses KLB kemarin, ” ujarnya.
“Kalau organisasi diawali atau dimulai dengan masalah, saya kuatir jalan organisasi nanti akan bermasalah dan tidak akuntable. Kasihan atlet, apalagi kita akan persiapan Porrpov IX di Malang, ” pungkasnya.